Capsaicinbekerja dengan meningkatkan konsumsi oksigen dan suhu tubuh, yang menyebabkan sedikit peningkatan kalori yang terbakar. Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi senyawa ini secara teratur dapat menyebabkan defisit kalori dan membantu pembakaran lemak. Dalam postingan blog ini, kita akan mengungkap rahasia berapi-api untuk menurunkan berat badan: Capsaicin.
Apakah Kucing Sensitif terhadap Capsaicin?
Ya, kucing sensitif terhadap capsaicin, senyawa yang membuat cabai terasa pedas. Kucing tidak memiliki reseptor rasa spesifik terhadap capsaicin dan tidak dapat mengolahnya dengan cara yang sama seperti manusia. Capsaicin dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada kucing, menyebabkan gejala seperti muntah dan diare. Hal ini juga dapat menyebabkan iritasi kulit jika bersentuhan dengan kulit mereka.
Selain itu, capsaicin dapat menyebabkan iritasi dan rasa tidak nyaman pada mata, hidung, dan saluran pernapasan kucing. Disarankan untuk menjauhkan makanan pedas atau suplemen capsaicin dari jangkauan hewan peliharaan. Jika Anda menduga kucing Anda telah menelan capsaicin dalam jumlah besar, sebaiknya segera hubungi dokter hewan.
Apakah Capsaicin Berbahaya bagi Anjing?
Capsaicin dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan iritasi jika bersentuhan dengan kulit, mata, atau saluran pernapasan anjing. Meskipun capsaicin dalam jumlah kecil (seperti sedikit makanan pedas) mungkin tidak menyebabkan bahaya yang parah, jumlah yang lebih besar dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan masalah kesehatan lainnya.
Menelan capsaicin dalam bentuk pekat, seperti suplemen capsaicin atau saus pedas berkekuatan tinggi, bisa sangat berbahaya. Oleh karena itu, yang terbaik adalah selalu menjauhkan barang-barang tersebut dari jangkauan hewan peliharaan. Jika Anda yakin anjing Anda telah menelan capsaicin dalam jumlah besar, segera hubungi dokter hewan Anda.
Capsaicin Topikal untuk Eksperimen Hewan Peliharaan
Kemanjuran penggunaan capsaicin topikal dua kali sehari ({{0}},025 persen ) untuk pengelolaan pruritus pada anjing dengan dermatitis atopik (AD) dievaluasi dalam studi double-blinded dan terkontrol plasebo. Dua belas anjing dengan DA secara acak diberikan capsaicin 0,025 persen atau lotion kendaraan yang dioleskan dua kali sehari selama 6 minggu. Setelah periode pembersihan selama 4-minggu, perawatan dialihkan. Peningkatan signifikan dilaporkan oleh pemilik (P=00,0006), namun tidak oleh penyelidik. Pemilik mencatat pruritus sementara yang memburuk setelah minggu pertama terapi capsaicin. Secara keseluruhan capsaicin dapat ditoleransi dengan baik. Konsentrasi zat P (SP) di kulit tidak berkorelasi dengan tingkat keparahan pruritus dan tidak berubah secara signifikan seiring waktu dan antar perawatan. Kulit yang berlesi memiliki SP lebih sedikit dibandingkan kulit yang tidak berlesi (P=0.03). Pengamatan ini menunjukkan bahwa capsaicin topikal harus dievaluasi lebih lanjut sebagai agen antipruritus tambahan pada anjing dengan DA.
Kesimpulan
Namun, penting untuk diperhatikan bahwa capsaicin dapat menyebabkan iritasi kulit, serta rasa tidak nyaman jika mengenai mata, hidung, atau mulut hewan peliharaan Anda. Oleh karena itu, segala penggunaan produk berbahan capsaicin harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah bimbingan dokter hewan. Jika hewan peliharaan secara tidak sengaja terkena capsaicin di matanya atau mengonsumsinya terlalu banyak, hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan potensi masalah kesehatan.
Jika Anda bukan penggemar makanan pedas, jangan khawatir. Anda tetap bisa memanfaatkan manfaat capsaicin dengan suplemen capsaicin. Tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk kapsul, tablet, dan bahkan patch.
Untuk bubuk Capsaicin massal, silakan hubungi kami melalui email:info@hjagrifeed.com
Referensi:https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12074702/
https://www.masterclass.com/articles/can-dogs-eat-spicy-food
https://www.pethealthnetwork.com/news-blogs/a-vets-life/alert-fda-warns-popular-topical-pain-medication-toxic-pets